Sabtu, 04 Juni 2011

promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
  1. menciptakan lingkungan yang mendukung,
  2. mengubah perilaku, dan
  3. meningkatkan kesadaran.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.

halaman 9 upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan

Upaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat rcproduksi kekeadaan normal.
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Indonesia, di lingkungan Asean, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat dijabarkan bahwa:
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setaip 26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi gestosis 17,5 %, dan anestesia 2,0 %.
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi sctiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.
Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:
1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat dibutuhkan.
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek. terlalu banyak anak, terlalu muds, dan terlalu tua untuk hamil.
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan cumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
6. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional, dan belum slap menerima pelaksanaan keschatan modern.
Kalau disimak ternyata faktor-faktor tersebut dapat dibagi dua yaitu:
1. Yang bersifat ilmu kebidanan murni:
• Pelaksanaan pengawasan hamil belum menjangkau masyarakat menyeluruh dan bermutu.
• Pertolongan pertama hamil dan persalinan yang belum memadai.
• Lemahnya sistem rujukan.
2. Faktor sosial, yang meliputi:
• Gerakan keluarga berencana masih dapat ditingkatkan penerimaannya.
• Faktor gizi masyarakat belum mcmenuhi untuk kesehatan ibu hamil, dan menyusui.
• Pendidikan masyarakat yang masih rendah.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang diatami sebagian besar negara berkembang, maka WHO dan UNICEF di Alma Ata, Uni Sovyet 1978 telah menyelenggarakan pertemuan dengan menghasilkan gagasan untuk menerapkan “Primary health care” yaitu upaya kesehatan utama dengan teknologi berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan kemampuan masyarakat sehingga dicapai Health for all by year the 2000.
Gagasan Pelayanan Kesehatan Utama tersebut mempunyai unsur:
• Meningkatkan pelaksanaan pengawasan hamil.
• Meningkatkan penerimaan keluarga berencana.
• Meningkatkan gizi ibu hamil dan menyusui.
• Meningkatkan pelaksanaan imunisasi.
• Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan.
• Meningkatkan upaya sistem rujukan.
• Menerapkan pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat.
Indonesia sebagai negara berkembang menerima gagasan pelayinan kesehatan utma dan memasukkannya ke dalam “Sistem Kesehatan Nasional” yang telah dikeinukakan tahun 1982.
Mulai tahun itu pelayanan kesehatan kebidanan tidak terbatas ditingkat klinik tetapi telah menyebarkan upaya promotif, preventif dan rehabilitasi ke dalam gagasan Ilmu Kebidanan Sosial. Melalui gagasan ilmu kebidanan sosial, diharapkan dapat mengendalikan faktor dalam masyarakat sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu adalah menyebarkan “Bidan di desa dengan polindesnya” sesuai dengan gagasan Bapak Presiden Soeharto pada pembukaan “World congress on human reproduction, Nusa Dua, Bali 1994″.
Di masa yang akan datang “Bidan di Desa” diharapkan dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih bcrmutu dan menyeluruh dan sebagai pengganti “dukun beranak”.
Etika Profesi Bidan
Berbeda dengan profesi tenaga kesehatan lainnya, bidan dapat berdiri sendiri dalam memberikan pertolongan kesehatan kepada masyarakat khususnya pertolongan persalinan normal. Oleh karena itu, bidan mengucapkan janji atau sumpah saat menamatkan diri dari pendidikannya.
Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkin sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu postpartum. Di samping itu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui pelayanan keluarga berencana.
Peranan penting bidan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal melalui pendekatan kepada dukun beranak dengan membcrikan bimbingan pada kasus yang memerlukan rujukan medis. Kerja sama dengan masyarakat melalui posyandu, bersama Program Kesehatan Keluarga (PKK) penting artinya dalam menapis kehamilan risiko tinggi, sehingga mampu menekan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.
Berdasarkan peranan bidan yang vital itulah diperlukan pengaturan profesi bidan dalam memberikan pertolongan yang optimal. Secara umum tenaga profesi kesehatan dibatasi oleh tiga kaedah utama, yaitu sumpah profesi, kaedah hukum yang mengatur tata nilai di dalam masyarakat, dan kaedah masyarakat dalam bentuk tertulis atau kebiasaan yang perlu dihormati pula. Oleh karena itu, profesi tenaga kesehatan yang selalu berkaitan dengan manusia geraknya sangat terbatas.
Pelayanan kesehatan didasari atas kerahasiaan dan kepercayaan yang mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Mereka yang memerlukan pertolongan profesi berada pada pihak yang tergantung pada pemberi pertolongan.
2. Atas dasar kepercayaan berarti bahwa yang meminta pertolongan akan memberikan keterangan yang diperlukan untuk dapat menegakkan penyakitnya dan sekaligus pengobatannya.
3. Mereka yang meminta pertolongan tidak dapat menilai sampai scberapa jauh keahlian pemberi pertolongan.
4. Mereka yang mempunyai profesi sebagai tenaga kesehatan hampir dapat dipastikan “bebas,” tidak tergantung kepada orang lain sehingga hanya bila ada tuntutan hukum saja pihak yang berwenang dapat melakukan tindakan.
5. Sifat pekerjaan profesi ini tidak mampu mcmberikan jaminan pasti, tctapi akan diupayakan agar tercapai tingkat maksimal.
Dengan dasar demikian berarti masyarakat sulit untuk memberikan penilaian kemampuan profesi. Oleh karena itu, jaminan yang diharapkan dilandasi pada sumpah profesi dan etika profesi yang mengatur tingkah laku seseorang.
Cara Menurunkan Angka Kematian Anak Balita
Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan kesehatan anak, khususnya unhuk menurunkan angka kematian anak, di antaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat telah dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas induk, puskesmas pembantu, posyandu, serta unit-unit yang terkait di masyarakat.
Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk menciptakan pelayanan yang prima. Selain itu, cakupan pelayanan diperluas dengan pemerataan pelayanan kesehatan untuksegala aspekatau lapisan masyarakat. Bentuk pelayanan tersebut dilakukan dalam rangka jangkauan pemerataan pelayanan kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran bidan desa, perawat komunitas, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa, dan puskesmas keliling.
Berkaitan dengan kematian bayi akibat persalinan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan, dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. Di Jepang, buku KIA yang digunakan sejak tahun 1948 mampu menurunkan secara signifikan angka kematian bayi—AKB dan angka kematian ibu—AKI (Hapsari, 2004).
2. Meningkatkan status gizi masyarakat
Peningkatan status gizi masyarakat inerupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula, di samping dapat memperbaki status kesehatan anak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya upaya perbaikan gizi keluarga atau dikenal dengan nama UPGK. Kegiatan UPGK tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kelompok risiko tinggi terdiri atas anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya rendah. Melalui upaya tersebut, peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan masyarakat klnisusnya pada kelompok risiko tinggi.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan ini penting, sebab upaya pemerintah dalam rangka menurunkan kematian bayi dan anak tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta masyarakat dengan keterlibatan atau partisipasi secara langsung. Upaya masyarakat tersebut sangat menentukan keberhasilan program pemerintah sehingga mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu pula bersifat efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan. Upaya atau program pelayanan kesehatan yang membutulikan peran serta masyarakat antara lain pelaksanaan imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan Upaya tersebut akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang tepat pada sasaran yang ada.
4. Meningkatkan manajemen kesehatan
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah peningkatan manajemen pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung mengatasi masalah kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain tenaga perawat,bidan,serta dokter yang berada di puskesmas yang secara langsung berperan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

halaman 8 upaya kesehatan ibu menyusui

IBU MENYUSUI
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEHATKAN IBU DAN BAYI
Manfaat Pemberian Asi Pemberian ASI adalah intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan tumbuh kembangnya secara optimal. Pasalnya, hanya ASI yang dapat memenuhi seluruh kehidupan bayi dalam 6 bulan pertama tanpa tergantikan susu formula. Jelasnya, ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk bayi, khususnya untuk melindungi dari infeksi pernafasan, diare, alergi, sakit kulit, asma dan obesitas. "Selain itu, pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani dan emosional. Karena selama dalam dekapan ibu, bayi cukup mendapatkan kasih sayang, kehangatan dan rasa aman," kata Meutia.
Dia menambahkan, bagi ibu, pemberian ASI sesungguhnya adalah hak dan tanggung jawab yang besar manfaatnya. Pada ibu, menyusui dapat menurunkan risiko terhadap pendarahan, kanker payudara dan kanker ovarium, menunda kehamilan berikutnya serta menurunkan resiko patah pada tulang panggul. Beberapa hal yang menjadi kendala sosialisasi ASI ini di antaranya, rendahnya pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, termasuk menyusui dini atau inisiasi ASI dini.
Selain itu, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan di Indonesia , sebagian besar masih belum bisa mendukung program peningkatan pemberian ASI. Tambahan lagi adanya kndala social budaya, berkaitan banyaknya mitos-mitos dan berbagai kebiasaan yang tidak mendukung pemberian ASI sejak dini seperti kolostrum tidak baik atau bahkan bahaya bagi bayi; bayi butuh teh atau cairan khusus lainnya sebelum menyusui; bayi tidak akan kekurangan cairan bila hanya diberi kolostrum atau ASI saja; bayi akan kedinginan atau ibu terlalu lelah menyusui setelah proses kelahiran.

halaman 7 upaya promosi kesehatan saat nifas

 IBU NIFAS
PERAWATAN MASA NIFA
Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil yang telah selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetelia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas :
1. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.
2. Diet / Makanan
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi.
3. Buang Air Kecil
Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem kandungan kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi. Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis, pyelitis), maka pemberian antibiotika sudah pada tempatnya.
4. Buang Air Besar
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila
masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum, dan menimbulkan demam.

halaman 6 upaya promosi kesehatan saat persalinan

IBU BERSALIN
Pemeriksaan Dilihat dari Karakteristik Ibu Bersalin
Angka kematian ibu dan bayi adalah merupakan indikator yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu di Indonesia diperkirakan 30 - 40 kali lebih besar dibandingkan dengan negara-negara maju. Sebagian besar kematian ibu terjadi pada saat melahirkan atau 2-3 hari sesudah melahirkan.
Dari beberapa penelitian disebutkan bahwa kematian ibu disebabkan terjadinya komplikasi kehamilan maupun persalinan, dengan penyebab utama perdarahan, infeksi/sepsis dan kejang hamil. Dengan pemeriksan kehamilan yang teratur dan adequat dapat mencegah kematian ibu, sebanyak 90 % karena kejang hamil, dan 30 % karena infeksi. Salah satu penyebab utama masih cukup tingginya angka kematian bayi di Indonesia adalah tetanus Neonatorium. Disamping itu, komplikasi yang timbul pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR), juga masih banyak menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kedua gangguan pada masa neonatal ini menjadi penyebab utama kematian neonatal, yang merupakan 40 % kematian bayi. Tingginya angka kematian bayi dan kematian ibu sangat berkaitan dengan cara ibu dalam merawat kehamilannya. Dengan makin baik perilaku ibu terhadap pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan
posnatal care, diharapkan makin baik pula kesehatan ibu dan anak sejak dari kehamilan hingga bayi usia 40 hari.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan untuk menelili pola pemeriksaan kehamilan dilihat dari karakterislik ibu bersalin di Kabupaten Tangerang.

halaman 5 upaya promosi kesehatan saat hamil

PERUBAHAN TUBUH IBU HAMIL PADA TRIMESTER KE 2 (13-28 MINGGU)
Di trimester kedua ini perut anda akan mulai kelihatan membesar dan dunia luar akan menyadari kalau anda akan menjadi calon ibu baru–perubahan dan perkembangan apa yang akan terjadi pada ibu hamil pada minggu-minggu ini.
Di trimester kedua ini perut anda akan mulai kelihatan membesar dan dunia luar akan menyadari kalau anda akan menjadi calon ibu baru. Trimester kedua dianggap sebagai masa kehamilan yang terbaik sebab anda akan merasa lebih nyaman saat ini. Perut anda belum terlalu besar anda masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari, dimana Rasa mual, lemas, dan keluhan lainnya pada trimester pertama akan hilang, bahkan anda merasa lebih energik saat ini.
Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester kedua (13-28 minggu) yaitu :
PERUT SEMAKIN MEMBESAR
Setelah 12 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi kebanyakan wanita akan mulai tampak pembesaran perutnya pada kehamilan 16 minggu.
SENDAWA DAN BUANG ANGIN
Pada trimester ini anda akan bersendawa atau ingin buang angina/kentut pada saat yang tidak seharusnya—jangan bingung—anda tak sendirian mengalami masalah ini.
Sendawa dan buang angina adalah keluhan yang paling sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa kembung.
Atasi dengan jangan makan dalam jumlah besar akan membuang anda kembung dan tak nyaman, dan hindari makanan yang menyebabkan banyak gas seperti jagung, permen, bawang merah.
PELUPA
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selam kehamilannya, Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.
Tak perlu terpengaruh dengan hal ini —sediakan catatan kecil unutk membantu anda. Dan beristirahalah sedapat mungkin.
RASA NYERI DI ULU HATI
Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas tapi tidak ada hubunganya dengan jantung. Hal ini karena asam lambung naik ke kerongkongan. Perasaan ini timbul pada wanita hamil pada trimester kedua ini, hal ini karena hormone progesterone meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
Nilai positif dari relaksasi otot saluaran cerna adalah gerakan makanan menjadi lebih lambat sehingga nutrisi terserap lebih banyak.
Atasi dengan jangan makan dalam jumlah besar terutama sebelum mau tidur. Jauhi makanan yang pedas, berminyak dan berlemak. Waktu tidur malam tinggikan posisi kepala anda sehingga asam lambung tak dapat naik ke esophagus.
PERTUMBUHAN RAMBUT DAN KUKU
Perubahan hormonal menyebabkan kuku akan tumbuh lebih kuat dan tumbuh rambut lebih banyak dan kadang tumbuh ditempat yang tidak diinginkan seperti diwajah atau perut. Tapi tak perlu kuatir rambut yang tak semestinya ini akan hilang setelah bayi lahir
SAKIT DI PERUT BAGIAN BAWAH
Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau dua sisi, hal ini karena perenggangan ligamentum dan otor unutk menahan rahim yang semakin membesar.
Nyeri hanya sebentar dan tak menetap.
Atasi dengan duduk atau berbaring dengan posisi yang nyaman.
PUSING
Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester kedua ini hal ini dapat terjadi ketika pembesaran dari rahim anda menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
Atasi denga melakukan perpindahan posisi pelahan lahan atau bertahap untuk menghindari perubahan tekanan darah yang mendadak.
MENDENGKUR
Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak dan pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur saat tidur.
HIDUNG DAN GUSI BERDARAH
Hal ini juga karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena perubahan hormonal.
PERUBAHAN KULIT
Garis kecoklatan mulai dari puser (umbilicus) ke tulang pubis disebut linea nigra.
Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.
Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih biasanya pada perut dan payudara.
Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.
PAYUDARA
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut colostrums. Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar kulit..
KRAM PADA KAKI
Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki keatas, minum cukup kalsium. Bila anda terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, coba untuk menggerakan jari-jari kaki kearah atas.
PEMBENGKAKAN SEDIKIT
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 % wanita hamil mengalaminya.
Hal ini karena peningkatak hormone yang menahan cairan.
Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah, kaki , tangan.
Hal ini sering karena posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
MERASAKAN GERAKAN BAYI ANDA
Pada kehamilan minggu ke 15-22 anda akan mulai merasakan gerakan bayi anda yang awalnya akan terasa seperti kibasan, tetapi di akhir trimester ini, anda akan benar-benar merasakan pergerakan bayi anda. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22.

promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
  1. menciptakan lingkungan yang mendukung,
  2. mengubah perilaku, dan
  3. meningkatkan kesadaran.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.

Promosi Kesehatan Bebas Rokok
Ingin bebas dari asap rokok? Bisa!
Mari promosi kesehatan bebas rokok!


Buat perokok yang ingin berhenti merokok:

a. niat - berasal dari diri sendiri

b. tegaskan alasannya:
  • kesehatan - adalah alasan mutlak!
  • keluarga - hiduplah lebih lama bersama keluarga yang tercinta
  • ekonomi - alihkan uang rokok untuk tabungan
  • sosial - interaksi bebas bau rokok (mulut, pakaian)
c. tidak ada kata terlambat - sedini mungkin lebih baik

d. persiapkan diri akan efek putus rokok:
  • gelisah
  • susah tidur
  • kadang depresi
e. minta pertolongan medis
konsultasikanlah dengan dokter anda untuk kemungkinan perawatan berikut:
  • Nicotine Replacement Therapy (NRT) berupa nikotin dalam sediaan permen, semprot, hirup, tablet, tablet hisap dan tempel
  • dengan obat yang mengandung bupropion (merk dagangnya Zyban)
f. jika usaha yang pertama gagal, jangan menyerah..coba lagi..ingat kembali niat dan alasannya..

g.jangan merokok di tempat umum (jika masih belum bisa berhenti merokok) :)

Buat bukan perokok agar tidak menjadi perokok pasif:

a. hindari asap rokok sebisa mungkin, terutama bagi ibu hamil, anak-anak dan balita

b. minta kerabat/keluarga/teman yang perokok agar merokok di luar ruangan rumah

Kumpulan taut tulisan menarik terkait rokok dan kesehatan:

Ilmu kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan

Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang adekuat untuk menjaga kesehatannya.
Definisi ini mengandung aspek kedokteran pencegahan yang menyangkut praktek dokter yang berkaitan dengan individu/perorangan, dan petugas kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan sekelompok individu atau masyarakat.
Dari definisi ini dikembangkan pengertian kedokteran pencegahan/preventive medicine. Kedokteran pencegahan adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisiensi, untuk berbagai kelompok dan masyarakat oleh petugas kesehatan masyarakat, untuk perorangan dan keluarga oleh dokter umum dan dokter gigi melalui proses kegiatan perorangan dan masyarakat.
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:
  1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection).
  2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
  3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah:
  1. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
  2. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
  1. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

  1. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Pencegahan tersier
  1. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada gambar dua proses perjalanan penyakit dibedakan atas a) fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan lingkungan dan b) fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.

Gambar dua: Tingkat pencegahan penyakit (sumber: Leavel and clark, 1958)
Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang misalnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit misalnya menghilangkan tempat berkembang biaknya kuman penyakit, mengurangi dan mencegah polusi udara, menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor penyakit misalnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes, atau terhadap agent penyakit seperti misalnya dengan memberikan antibiotika untuk membunuh kuman.
Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi atau proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising . Melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan terhadap kuman penyakit misalnya mencuci tangan dengan larutan antiseptik sebelum operasi untuk mencegah infeksi, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah penyakit diare.
Diagnosa dini dilakukan melalui proses skrining seperti misalnya skrining kanker payudara, kanker rahim, adanya penyakit-penyakit tertentu pada masa kehamilan, sehingga pengobatan dapat dilakukan saat dini dan akibat buruknya dapat dicegah.
Kadang-kadang batas dari ketiga tahap pencegahan itu tidak jelas sehingga ada kegiatan yang tumpang tindih dapat digolongkan pada perlindungan khusus akan tetapi juga dapat digolongkan pada diagnosa dini dan pengobatan segera misalnya pengobatan lesi prekanker pada rahim dapat termasuk pengobatan dini dapat juga perlindungan khusus.
Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan dokter dan praktisi kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal empat tahapan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy and Annest, 1998) ialah:

  1. Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan terjadinya, dimana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu terjadi apakah ada kaitannya dengan musim atau periode tertentu.
  2. Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih mudah terjadi pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian (faktor resiko) dan faktor apa yang menurunkan kejadian (faktor protektif).
  3. Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah terdahulu, dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah, menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya penyembuhan dan pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan tindakan itu dalam mencegah dan menanggulangi masalah.
  4. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala besar). Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana melaksanakan intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan sumber daya untuk melaksanakannya.

Mengenai Saya

Foto saya
gak ada yang spcial

Pengikut